Ternyata, makin dewasa itu bukan tentang punya banyak teman. Tapi tentang punya ruang aman untuk bercerita, ditemani orang yang sefrekuensi dan nggak bikin lelah mental.

Ternyata juga yang dibutuhkan bukan validasi, tapi cukup rezeki yang berkah dan hati yang tenang. Kesehatan mental itu mahal, dan sering kali cukup dijaga dengan memilih siapa yang bisa kita ajak duduk bersama, bukan sekadar ramai-ramai tanpa makna.

Dalam Islam, Rasulullah mengajarkan pentingnya memilih teman duduk: “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat pembawa minyak wangi dan pandai besi. (Hadits Riwayat Bukhari & Muslim).

Karena hidup bukan lomba jadi paling bersinar, tapi tentang menjaga energi tetap bersih dan hati tetap hidup.